Pages

Connect With Us

Recent Posts

Recomended

indonesiaproud.wordpress.com/2011/12/01/tri-handoko-mengubah-limbah-plastik-jadi-bahan-bakar-minyak/

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Instructions

Kamis, 07 Juni 2012

Penyebab Kecelakaan Kerja


H.W. Heinrich dengan Teorii Dominonya menggolongkan penyebab kecelakaan menjadi 2, yaitu:
a.    Unsafe Action (Tindakan tidak aman)
Unsafe action adalah suatu tindakan yang memicu terjadinya suatu kecelakaan kerja. Contohya adalah tidak mengenakan masker, merokok di tempat yang rawan terjadi kebakaran, tidak mematuhi peraturan dan larangan K3, dan lain-lain. Tindakan ini bisa berbahaya dan menyebabkan terjadinya kecelakaan.
b.    Unsafe Condition (Kondisi tidak aman)
Unsafe condition berkaitan erat dengan kondisi lingkungan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Banyak ditemui bahwa penyebab terciptanya kondisi yang tidak aman ini karena kurang ergonomis. Unsafe condition ini contohnya adalah lantai yang licin, tangga rusak, udara yang pengap, pencahayaan kurang, terlalu bising, dan lain-lain.
Selanjutnya Frank Bird mengembangkan teori Heinrich tersebut. Frank Bird menggolongkan penyebab terjadinya kecelakaan adalah sebab langsung (immediate cause) dan faktor dasar (basic cause). Penyebab langsung kecelakaan adalah pemicu yang langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut, misalkan terpeleset, kejatuhan suatu benda, dan lain-lain. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah merupakan faktor yang memicu atau memberikan kontribusi terhadap terjadinya kecelakaan tersebut. Misalnya tumpahan minyak yang menyebabkan lantai licin, kondisi penerangan yang tidak baik, terburu-buru atau kurangnya pengawasan, dan lain-lain. Meskipun penyebab tidak langsung hanyalah sebagai penyebab atau pemicu yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, namun sebenarnya hal tersebutlah yang harus dianalisa secara detail mengapa faktor pemicu tersebut dapat terjadi.
Disamping faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, teori-teori modern memasukkan faktor sistem manajemen sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Ketimpangan dan kurangnya perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, Pemantauan dan pembinaan menyebabkan terjadinya multiple cause sehingga kecelakaan kerja dapat terjadi
Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Menurut ILO, kecelakaan kerja diklasifikasikan menjadi 4 golongan, yaitu:
a.    Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
Menurut jenis kecelakaan, kecelakaan diklasifikasikan sebagai berikut:
  • Terjatuh
  • Tertimpa benda
  • Tertumbuk
  • Terjepit
  • Gerakan melebihi kemampuan
  • Pengaruh suhu
  • Terkena arus listrik
  • Terkena bahan-bahan bernahaya/radiasi
b.    Klasifikasi menurut penyebab kecelakaan
  • Mesin
  • Alat angkut
  • Peralatan lain seperti dapur pembakan atau pemanas, instalasi listrik
  • Bahan-bahan zat kimia atau radiasi
  • Lingkungan kerja misal di ketinggian atau kedalaman tanah
c.    Klasifikasi menurut Sifat Luka / Kelainan
  • Patah tulang
  • Dislokasi ( keseleo )
  • Regang otot (urat)
  • Memar dan luka dalam yang lain
  • Amputasi
  • Luka di permukaan
  • Geger dan remuk
  • Luka bakar
  • Keracunan-keracunan mendadak
  • Pengaruh radiasi
  • Lain-lain
d.    Klasifikasi menurut letak kelainan atau cacat di tubuh
  • Kepala
  • Leher
  • Badan
  • Anggota atas
  • Anggota bawah
  • Banyak tempat
  • Letak lain yang tidak termasuk dalam klsifikasi tersebut.

Peraturan Pencantuman Logo Tara Pangan

Dalam rangka meningkatkan daya saing industri kemasan, melindungi kesehatan, keamanan, keselamatan masyarakat dan lingkungan, serta risiko penggunaan bahan kemasan, pemerintah melalui Peraturan Menteri Perindustrian No.24/M-IND/PER/2/2010 telah mewajibkan Pencantuman Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang Kemasan Pangan dari plastik.

Kemasan pangan dari plastik adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak, yang terbuat dari bahan plastik. Logo tara pangan adalah penandaan yang menunjukan bahwa suatu kemasan pangan aman digunakan untuk pangan. Sedangkan kode daur ulang adalah penandaan yang menunjukan bahwa suatu kemasan pangan dapat didaur ulang. Dalam peraturan ini bahwa setiap kemasan pangan yang diperdagangkan di dalam negeri, yang berasal dari hasil produksi dalam negeri atau impor wajib dicantumkan logo dan kode daur ulang. Logo tara pangan terdiri atas unsur penanda tara pangan dan atau pernyataan yang menunjukan kemasan dimaksud aman untuk mengemas pangan.

Kode daur ulang terdiri atas : penanda jenis bahan baku plastik, dan penanda dapat didaur ulang. Pencantuman logo dan kode daur ulang pada kemasan pangan harus menggunakan bahasa Indonesia yang jelas dan mudah dimengerti, tidak mudah lepas, tidak mudah luntur atau rusak serta terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah dilihat. Untuk kemasan yang tidak memungkinkan dicantumkan, pencantuman dilakukan pada kemasan sekunder atau petunjuk terpisah. Mengenai ukuran bisa disesuaikan dengan kemasan asalkan dapat dilihat dengan jelas. Peraturan Menteri ini mulai berlaku 6 (enam) bulan sejak tanggal diundangkan, kecuali untuk kemasan pangan pakai ulang yang sudah di pasar berlaku 2 tahun sejak diundangkan pada 2 Februari 2010.

Bagaimana industri pangan menyikapi peraturan ini? Walaupun petunjuk teknis pelaksanaan peraturan ini masih dalam pembahasan, industri berpendapat apabila Peraturan Menteri Perindustrian dan Petunjuk Teknisnya bersifat mandatory, maka akan berdampak lebih sulit lagi bagi industri pangan untuk melakukan proses registrasi di BPOM, karena pada saat registrasi memerlukan CoA (Certificate of Analysis) dari laboratorium yang terakreditasi untuk menangani kemasan pangan yang food grade dan belum ada metode maupun standarnya. Peraturan ini juga perlu lebih disosialisasikan terutama ke industri kecil menengah dan industri kemasan yang menjual produknya sebagai kemasan pangan dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan industri mengharapkan Kementerian Perindustrian membuat surat ke BPOM dan dinas-dinas terkait mengenai peraturan ini beserta petunjuk teknisnya sehingga tidak terjadi sweeping di daerah karena adanya peraturan ini.

Sumber : Majalah Bulanan FOODREVIEW Vol V No 10 Oktober 2010.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya
penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
“pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.
Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work).
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial.


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
A. Definisi Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya.
B. Undang-undang yang mengatur kesehatan dan keselamatan kerja Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan. Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.
C. Kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup Perakitan komputer Dalam melakukan perakitan komputer kita harus memperhatikan kesehatan, keselamatan dan lingkungan hidup disekitar kita. Dalam hal ini yang harus kita perhatikan adalah :
1.            Kelengkapan kerja
2.            Alat-alat yang membantu dalam pengerjaannya.
3.            Kondisi Ruangan harus nyaman Dalam perakitan komputer kita harus memperhatikan K3LH untuk memperlancar proses kerja.
Agar tidak terjadinya kesalahan – kesalahan yang tidak diinginkan. Untuk itu kita harus membekali diri kita dengan K3LH dan pengetahuan tentang perakitan komputer.
 Contoh penggunaan K3LH Seperti dalam perakitan komputer :
- Melengkapi diri dengan warepack - Ruangan yang nyaman - Tool yang membuat perakitan komputer.
- Menjauhkan dari keringat, agar tidak terjadi pada alatnya. (korsleting)
- Melakukan perawatan komputer melalui hardware maupun software.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas, maka terjadinya hal-hal yang tidak diingan sangat minim terjadi, tetapi bagi para pemula diharuskan melihat buku panduan dan sedikit pengetahuan tentang Perakitan komputer.
 Dibawah ini beberapa cara/langkah yang mungkin bisa membantu dalam melakukan perakitan komputer dengan memperhatikan keselamatan kerja, sebagai berikut :
- LANGKAH 1 Sebaiknya lakukan perakitan PC di ruangan tertutup dan bebas debu. Idealnya memang di ruangan ber-AC (air condition). Siapkan meja kerja yang cukup lebar untuk menaruh semua peralatan dan perlengkapan, serta taruh sebuah kursi yang nyaman. Jangan merokok, karena abu rokok bisa mengotori dan merusak komponen PC, terutama prosesor. Tempatkan air minum Anda jauh dari meja kerja. Gunakan pula lampu penerangan yang cukup kuat.
 - LANGKAH 2 Untuk menghindari arus statik pastikan outlet listrik di rumah Anda telah dibumikan (grounding), basuhlah tangan Anda terlebih dahulu dan keringkan. Ini untuk menghindari keringat dan kotoran di tangan yang bisa menyebabkan komponen PC berkarat.
 - LANGKAH 3 Siapkan casing, bukalah dari dusnya dan keluarkan. Casing yang kami gunakan di sini adalah model tower dengan penutup samping. Bukalah kedua penutup samping dengan melepas keempat baut yang berada di belakang casing. Simpanlah terlebih dahulu kedua penutup samping itu di tempat yang aman.
 - LANGKAH 4 adalah Pasanglah swicthing power supply unit (PSU) adapter pada tempat yang telah disediakan. Pada model tower dan middle tower, biasanya tempatnya di sisi paling atas. Lalu rekatkan dengan empat buah baut. Anda bisa mengabaikan langkah ini bila casing yang Anda beli telah menyertakan PSU di dalamnya.
- LANGKAH 5 Bukalah boks motherboard Anda, keluarkan dan letakkan mobo tersebut di meja. Namun sebelumnya, beri alas pada bagian bawah motherboard dengan gabus yang tersedia dalam boksnya. Carilah soket chip prosesor pada motherboard. Soket tersebut memiliki lubang sesuai dengan jumlah pin pada chip. Pada salah satu sudutnya pasti ada dua lubang yang tertutup.
- LANGKAH 6 Lepaskan tuas pengait prosesor dengan cara menekannya lalu tarik ke atas. Posisi pengait tersebut harus benar-benar tegak lurus, sehingga lubang soket terbuka seluruhnya. Ambillah prosesor, peganglah pada sisi-sinya. Lalu posisikan pada soket prosesor, pastikan sudut yang bertanda segitiga berada di dekat pengait. Tancapkan chip prosesor pada soket dan pastikan pinnya menancap semuanya. Berhati-hatilah, jangan sampai pinnya bengkok atau patah.
 - LANGKAH 7 Setelah chip masuk dengan tepat ke dalam soket, turunkan kembali pengait dengan cara menekannya ke bawah. Kaitkan hingga benar-benar terkunci agar chip prosesor tidak lepas. Chip yang tidak terkunci bisa pula menimbulkan error saat komputer dijalankan .
 - LANGKAH 8 Sebaiknya beri heatsink dan fan pada chip prosesor agar prosesor tidak cepat panas dan tahan lama. Oleskan sedikit thermal paste atau pasta pendingin di atasnya, lalu tempelkan heatsink dan kipas di atasnya. Kuncilah kipas prosesor dengan menekan dua pengaitnya secara bergantian dan hati-hati.
 - LANGKAH 9 Kuncilah kipas prosesor dengan menekan dua pengaitnya secara bergantian dan hati-hati. Jangan sampai Anda menekan terlalu keras pada sisi atas kipas. Lalu tancapkan kabel power untuk kipas ke motherboard. Letak soketnya biasanya berada di sebelah soket prosesor, cari saja yang bertuliskan CPU FAN .
 - LANGKAH 10 Berikutnya pasang kartu memori (RAM) pada slot DIMM yang telah disediakan. Sesuaikan jenis RAM dengan motherboard yang Anda gunakan. buka pengunci kartu memori, lalu tancapkan kartu dengan benar. Pastikan seluruh kaki kartu tertancap pada slot. Kemudian kunci posisinya dengan memasukkan pengait pada tuas penguncinya ke lubang pada kartu memori.
 - LANGKAH 11 Beralihlah ke casing, pasang baut alas untuk mobo pada pelatnya. Warna bautnya biasanya keemasan dan berlubang. Baut ini biasanya disertakan pada saat Anda membeli casing PC. Bila tidak ada, maka Anda bisa membelinya di toko aksesori komputer terdekat. Pastikan penempatannya sesuai dengan jumlah dan posisi lubang baut yang dimiliki mobo. Kemudian kencangkan baut tersebut dengan menggunakan tang
 - LANGKAH 12 Siapkan pula pelat penutup belakang, sebagai tempat munculnya port PS/2, USB, COM, paralel dan soundcard. Plat ini biasanya disertakan pada saat anda membeli Mother board. Pasanglah pada sisi belakang casing.
- LANGKAH 13 Angkat motherboard dan letakkan ke dalam casing. Posisikan mobo dengan mengepaskan lubang bautnya di atas baut-baut alas. Lalu pasang baut-baut mobo yang telah diberi cincin isolator. Penggunaan cincin isolator hanya untuk menghindari adanya hubungan arus pendek antara jalur-jalur motherboard dengan baut. Namun demikian, desain mobo yang ada saat ini telah mencegah adanya jalur elektronik ke seputar lubang baut. Setelah terpasang semuanya, kencangkan satu persatu dengan menggunakan obeng.
 - LANGKAH 14 Pasang konektor yang berasal dari lampu LED, spiker, tombol power dan tombol reset PC ke mobo. Letak pinnya biasanya berada di depan slot PCI. Meski harus berhati-hati, Anda tak perlu merasa khawatir pemasangan konektornya terbolak-balik. Masing-masing pin di mobo sudah ada namanya. Tinggal sesuaikan saja namanya dengan nama konektor yang akan ditancapkan.
 - LANGKAH 15 Berikutnya, hubungkan konektor kabel power yang berasal dari PSU ke port power. D. Kesehatan dan keselamatan kerja dalam menggunakan komputer Adapun cara dan posisi duduk yang benar yaitu:
1.            Kaki ditempatkan dengan posisi kaki kiri agak maju dan kaki kanan sedikit agak ke belakang. Kaki tidak sejajar, tapi juga tidak bersilangan atau lutut bersinggungan karena hal ini akan mengakibatkan kaki cepat pegal.
2.            Tangan diletakkan di keyboard dengan posisi yang benar menurut sistem pengetikan mengggunakan sistem 10 jari.
3.            Posisi badan jangan bungkuk, tapi usahakan tegak dan rileks karena dapat menyebabkan kelelahan pada bagian otot, terutama pada pinggang yang mudah lelah
 4.           Pandangan mata usahakan ke naskah yang akan disalin/diketik. Jangan terus-menerus melihat ke monitor karena dapat mengakibatkan mata terasa pedas dan bahkan dapat merusak kesehatan mata. Memperkirakan jarak pandang dengan monitor Layar komputer setiap saat memancarkan sinar hasil perpendaran berkas elektron di dalam tabung sinar katoda. Kadar radiasi sinar dari layar tersebut harus kita minimalkan, bisa dengan mengatur kontras dan kecerahannya, memasang pelindung radiasi, atau dengan mengatur jarak dengan monitor. Hal ini tidak boleh dianggap sepeleh karena dampaknya akan terasa setelah jangka waktu yang lama. Kamu perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.            Usahakan jarak dari mata ke monitor minimal ½ meter bagi monitor standar.
2.            Gunakan pengaman radiasi monitor jika ada.
3.            Atur resolusi warna dengan baik. Begitu juga dengan kecerahan monitor jangan terlalu terang atau gelap.
4.           Ketika bekerja dengan komputer, penerangan dalam ruangan tersebut haruslah cukup. Jika aturan tersebut kamu patuhi, minimal kamu telah berusaha untuk mengurangi hal-hal yang mungkin berdampak negatif terhadap kesehatanmu.

Menjernihkan Air Dengan Biji Kelor

kelor.jpgThe Environmentalist. Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera) dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air. Cara penjernihan ini sangat mudah dan dapat digunakan di daerah pedesaan yang banyak tumbuh pohon kelor. Bentuk daun, bunga, dan buah kelor dapat dilihat pada Gambar.
PEMBUATAN :
  1. Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
  2. Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang sempurnanya proses penggumpalan.
  3. Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.
  4. Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta.
    Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
  5. Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
  6. Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.
  7. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
  8. Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
  9. Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.
KEUNTUNGAN :
  1. Caranya sangat mudah
  2. Tidak berbahaya bagi kesehatan
  3. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh (keputih-putihan, kekuning-kuningan atau ke abu-abuan)
  4. Kualitas air lebih baik : kuman berkurang;  zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang; dan air lebih cepat mendidih
KERUGIAN :
  1. Kelor tidak terdapat disemua daerah
  2. Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya.
  3. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil.

Tangki Sedimentasi Pada IPAL dan IPAM

sedimenatasi.jpgSedimentasi adalah pemisahan padatan dan cairan (solid-liquid) dengan menggunakan gaya gravitasi untuk mengendapkan partikel suspensi, baik dalam pengolahan air bersih (IPAM), maupun dalam pengolahan air limbah (IPAL). Ada empat kelas atau jenis pengendapan partikel  secara umum yang didasarkan pada konsentrasi dari  partikel  yang saling berhubungan. Kriteria ini secara langsung mempengaruhi konstruksi dan disain sedimentasi. Empat jenis Pengendapan tersebut adalah :Masing-Masing  terjadi pada pengolahan air bersih maupun pengolahan air limbah. Pertama adalah Discrete settling adalah pengendapan yang memerlukan   konsentrasi suspended solid yang paling rendah, sehingga analisisnya  menjadi yang paling sederhana. Di dalam Discrete settling, partikel  secara  individu mengendap dengan bebas dan tidak mengganggu atau tidak mencampuri pengendapan dari partikel lainnya. Contoh aplikasi dari Discrete settling adalah grit chambers. Jenis pengendapan kedua adalah flocculant settling. Pada flocculant settling inilah konsentrasi partikel cukup tinggi terjadi pada  penggumpalan (agglomeration). Peningkatan rata-rata massa partikel ini menyebabkan partikel  karam lebih cepat. Flocculant settling banyak digunakan pada primary clarifier primary_tank.gifJenis yang ketiga  adalah Hindred Settling. Di dalam Hindred Settling, atau Zone Settling, konsentrasi partikel adalah tidak terlalu tinggi (cukup) kemudian partikel  bercampur dengan   partikel    lainnya dan kemudian mereka karam bersama-sama. Hindred Settling sebagian besar digunakan di dalam secondary clarifiers. Jenis terakhir adalah Compression Settling. Compression Settling berada pada konsentrasi yang paling tinggi pada suspended solid dan terjadi pada jangkauan yang paling rendah dari clarifiers. Pengendapan partikel dengan cara memampatkan (compressing) massa partikel dari  bawah. Tekanan (compression) terjadi tidak hanya di dalam zone yang paling rendah dari secondary clarifiers tetapi juga di dalam tangki sludge thickening. Secara aktual sedimentasi terdiri dari rectangular dan circular. Bak single-rectangular  akan  lebih ekonomis dibandingkan dengan bak circular pada ukuran yang sama; bagaimanapun, jika banyak tangki diperlukan, unit rectangular dapat dibangun dengan dinding pada umumnya dan menjadi yang paling hemat.

Natrium Klorida

Natrium klorida, dikenal juga sebagai garam, garam dapur, garam meja, atau garam karang , merupakan senyawa ionik dengan rumus NaCl . Natrium klorida adalah garam yang paling bertanggung jawab atas salinitas dari laut dan dari cairan ekstraselular dari multisel banyak organisme . Sebagai bahan utama dalam garam yang dapat dimakan ini , biasanya digunakan sebagai bumbu dan makanan pengawet .

Garam saat ini diproduksi secara massal oleh penguapan dari air laut atau air asin dari sumber lainnya, seperti sumur air garam dan danau garam , dan pertambangan garam batu, disebut garam karang . Pada tahun 2002, produksi dunia diperkirakan 210.000.000 ton metrik , lima besar produsen (dalam juta ton) menjadi Amerika Serikat (40,3), Cina (32,9), Jerman (17,7), India (14,5) dan Kanada (12,3).
Garam ini akrab sekali digunakan sehari hari seperti untuk memasak , garam digunakan dalam berbagai aplikasi, dari industri pulp dan kertas, untuk pengaturan pewarna pada tekstil dan kain, untuk memproduksi sabun , deterjen , dan produk-produk mandi lainnya. Ini adalah sumber utama klorin industri dan natrium hidroksida , dan digunakan dalam hampir setiap industri.

Natrium klorida kadang-kadang digunakan sebagai pengering yang murah dan aman karena sifatnya yang higroskopis, efektif untuk membuat pengawetan makanan metoda pengasinan, seperti menarik air dari bakteri melalui tekanan osmotik mencegah mereka dari reproduksi yang menyebabkan makanan dirusak. Meskipun desiccants yang tersedia lebih efektif, hanya sedikit yang aman bagi manusia untuk ditelan.

Banyak mikroorganisme tidak dapat hidup dalam lingkungan yang terlalu asin: air mereka ditarik keluar dari sel dengan osmosis . Untuk alasan ini garam digunakan untuk mengawetkan beberapa makanan, seperti daging asap atau ikan. Hal ini juga dapat digunakan untuk melepaskan lintah yang melekat sendiri. garam ini juga digunakan untuk membasmi kuman luka.

Kristal murni NaCl adalah senyawa optik dengan berbagai macam transmisi dari 200 nm sampai 20 μm. Ini sering digunakan dalam rentang spektrum inframerah dan kadang-kadang masih digunakan. Saat ini kristal seperti selenide seng (ZnSe) yang digunakan sebagai pengganti NaCl (untuk rentang spektrum IR).



Natrium klorida membentuk kristal dengan wajah-berpusat kubik simetri . Dalam hal ini, semakin besar klorida ion , ditunjukkan di sebelah kanan sebagai bola berwarna hijau, disusun dalam kubik close-packing , sementara yang lebih kecil natrium ion, ditunjukkan di sebelah kanan sebagai bola perak, mengisi semua celah kubik di antara mereka. Setiap ion dikelilingi oleh enam ion dari jenis lainnya; ion sekitarnya terletak pada titik dari reguler segi delapan .

Struktur dasar yang sama ditemukan dalam banyak mineral dan umumnya dikenal sebagai garam karang atau struktur kristal garam batu. Hal ini dapat digambarkan sebagai wajah-berpusat kubik (fcc) kisi dengan dasar dua atom. Atom pertama terletak pada setiap titik kisi, dan atom kedua terletak setengah jalan antara titik kisi di sepanjang tepi sel satuan fcc.

Hal ini dilakukan bersama oleh ikatan ion yang dihasilkan oleh gaya elektrostatik timbul dari perbedaan muatan antara ion-ion.

Sumber : www.wikipedia.co.id
Related Posts Widget for Blogger

bahaya rokok

Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok:
  • Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
  • Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
  • Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
  • Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
  • Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
  • Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
  • Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
  • Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
  • Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
  • Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
  • Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
  • Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.

Mengolah Air Asin Menjadi Tawar Dengan Reverse Osmosis

Reverse Osmosis
The Environmentalist. Banyak cara untuk mengolah air asin menjadi air tawar, proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Contoh proses desalinasi yang berkembang saat ini adalah dengan Teknologi Distilasi, Pembekuan, Pertukaran ion, Penguapan sinar matahari, dan Teknologi Membran.
Teknologi terakhir yang saya sebutkan (membran) adalah teknologi yang cukup banyak digunakan, contoh teknologi membran adalah electrodialisis dan reverse osmosis. Dari dua teknologi membran tersebut reverse osmosis yang paling sering dipakai saat ini. Reverse Osmosis adalah salah satu teknologi pengolahan air asin menjadi air tawar yang paling sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum pada daerah rawa seperti di Kalimantan dan Sumatera.
Pada tahun 1748, Ilmuwan Perancis  Abbe Nollett, menemukan peristiwa osmosis yang alami. Proses ini terjadi ketika aliran cairan melalui suatu membran semi-permeable ke larutan konsentrat yang kemudian airnya menjadi tawar. Lebih dari 200 tahun kemudian, peristiwa ini telah dikenali sebagai cara untuk mengolah air asin, air payau, atau air yang berwarna.

Cara Kerja Reverse Osmosis 

Daya penggerak di belakang reverse osmosis memberikan tekanan hidrostatik yang berbeda. Tanpa adanya pengaruh dari tekanan luar, air asin seperti yang terlihat pada gambar akan menerobos membran untuk menetralkan/menawarkan air yang mengandung  garam melalui  proses osmosis. Perbedaan pada permukaan air dalam kaitan dengan perpindahan ini disebut dengan osmotic pressure head, dan tekanan hidrostatik yang menyebabkan kenaikan pada permukaan air adalah osmotic pressure. Dalam beberapa kasus air laut yang  mempunyai kandungan garam tinggi, tekanan osmotis dapat menjadi sebesar  1000 psi.

Mengenal Tangki Sedimentasi Melingkar



Tangki Sedimentasi MelingkarThe Environmentalist. Beberapa literatur banyak kita menemukan istilah sedimentation tank, sedimentation basin, clarifier, settling tank, settling basin semua itu mempunyai satu pengertian yaitu sebagai pengendap partikel, baik yang tersuspensi maupun tidak. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai bak pengendap atau bak sedimentasi. Ada dua macam bentuk bak sedimentasi, yaitu melingkar (circular) dan segi empat (rectangular). Masing-masing bentuk ini mempunyai kelebihan masing-masing dan didtempatkan pada kondisi yang khusus, artinya seorang engineer haruslah mempunyai insting yang kuat, apakah bentuk melingkar atau segi empat yang harus dirancangnya. Salah satu pertimbangan dalam menentukan bentuk bak sedimentasi tersebut adalah adanya ketersedian lahan, dan ada tidaknya dana. Tangki sedimentasi melingkar jika ditinjau secara teknis dan operasional jauh lebih  menguntungkan tetapi memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam merancangnya, karena banyaknya fasilitas yang berada di dalamnya. Lebih jelasnya perhatikan gambar sedimentasi di atas.

Tangki Sedimentasi Melingkar dan Karakteristiknya 

Di dalam tangki melingkar, aliran masuk menuju ke pusat tangki atau ke sebelah sisi  tangki. Jika diameter tangki kurang dari 30 ft (9.14 m), pipa inlet akan masuk melalui dinding dan mengarah ke bawah. Jika tangki lebih besar dari 30 ft ( 9.14 m), pipa masuk melalui bawah tangki dan debit air tegak lurus menuju  pusat baffle. Kedalaman clarifier melingkar dipertimbangkan pada kedalaman bagian samping tangki, dan dikenal dengan sebutan side water depth (swd). Kedalaman ini digunakan untuk menentukan waktu detensi dan volume tangki.
Outlet untuk tangki melingkar terdiri dari suatu weir di sekitar batas luar yang menyebarkan aliran menjadi seragam. Center-feed pada clarifier yang melingkar yang digunakan pada pengolahan air limbah mempunyai  penggaruk lumpur secara  mekanik (mechanical sludge rakes) yang terletak di bagian bawah dan penggaruk permukaan (surface skimming) yang terletak di bagian atas.

Proses Ekstraksi Besi dan Pembuatan Baja


Besi dan tembaga termasuk logam transisi yang sangat luas penggunaannya di industri. Keberadaannya di alam dalam bentuk senyawanya sehingga untuk memperoleh kedua logam tersebut, diperlukan proses ekstraksi. Simak penjelasannya berikut ini:
Proses Ekstraksi Besi

Besi diekstraksi dari bijih besi yang mengandung senyawa besi seperti hematit
(Fe2O3), limonit (2Fe2O3 3H2O), magnetit (Fe3O4), dan siderit (FeCO3). Proses ekstraksi dilakukan dalam tungku yang disebut tanur tiup (blast furnace) dengan menggunakan metode reduksi. Simak proses ekstraksinya berikut ini. Berikut tahapan ekstraksi Fe dari bijih besi:
  • Bijih besi, batu kapur (CaCO3), dan kokas (C) dimasukkan dari bagian atas tanur.
  • Kemudian, udara panas ditiupkan ke bagian bawah tungku agar C bereaksi dengan OZ membentuk
CO2.
C(s) +O2(S)           CO2(S)
Gas CO2 yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dar lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO. Reaksi ini bersifi endotermik, sehingga terjadi sedikit penurunan suhu proses.
CO2(g) + C(s)          2CO(S)
Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai  mereduksi senyawa-senyawa besi pada bijih besi.
3Fe2O3(5) + CO(g)            4 2Fe3O4(s) + CO2(g)
Fe3O4(s) + CO(g)               3FeO(6) + CO2(g)
FeO(s) + CO(g)                   Fe(s) + CO2(g)
Reaksi keseluruhannya dapat ditulis sebagai berikut:
Fe2O3(s) + 3CO(s)               2Fe(l) + 3CO2(g)
Fe yang terbentuk akan mengalir dan berkumpul di bawah. Karena suhu di bawah tinggi sekitar 2 000°C, Fe akan berada dalam bentuk lelehannya.
  • Sementara itu, CaCO3 dalam tanur akan terurai menjadi CaO.
CaCO3(s)—> CaO(s) + CO2(g)
  • CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat asam yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini menghasilkan senyawa dengan titik didih rendah yang disebut terak (slag).
CaO(S) + SiO2(s)                CaSiO3(l)
  • Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur. Karena kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi, maka lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya dapat dikeluarkan secara terpisah. (Secara tidak langsung, lelehan terak ini melindungi lelehan besi dari teroksidasi kembali)
Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor dan bersifat cukup rapuh. Besi ini disebut juga besi gubal (pig iron). Besi gubal mengandung sekitar 3 – 4% C, 2% Si, dan sejumlah pengotor lain seperti P dan S. Besi gubal dapat dicetak langsung menjadi besi tuang (cast iron) atau diproses lebih lanjut menjadi baja, tergantung dari aplikasinya
Pembuatan Baja

Pembuatan Tahapan proses adalah sebagai berikut.
-Sekitar 70% lelehan besi gubal dari tanur tiup dan 30% besi/baja bekas dimasukkan ke dalam tungku, bersama dengan batu kapur (CaCO3).
- Selanjutnya, O2 murni dilewatkan melalui campuran lelehan logam. O2 akan bereaksi dengan karbon (C) di dalam besi dan juga zat pengotor lainnya seperti Si dan P, dan membentuk senyawa-senyawa oksida. Senyawa-senyawa oksida ini kemudian direaksikan dengan CaO, yang berasal dari peruraian batu kapur (CaCO3), membentuk terak, seperti CaSiO3 dan Ca3(PO4)2.

Kandungan C pada baja yang dihasilkan bervariasi dari ~0,2% sampai 1,5%. Berdasarkan kadar C ini, kita mengenal tiga macam baja seperti yang ditunjukkan tabel berikut.

Cara Kerja Pengendapan Partikel Tersuspensi


Pengendapan PartikelDalam Pengolahan air limbah dan pengolahan air bersih/minum, sering kita menjumpai unit pengolahan yang bermacam-macam, namun kadangkala kita tidak mengetahui cara kerja alat tersebut.
Dari berbagai unit pengolahan air limbah atau air bersih, kita sering melihat rentetan unit pengolahan seperti koagulasi- flokulasi- sedimentasi dan filtrasi. Rentetan alat ini selalu beriringan dan tidak pernah kita jumpai urutan terbalik-balik, karena memang cara kerjanya begitu. Apabila ada koagulasi, selalu diikuti dengan flokulasi dan selajutnya sedimentasi dan filtrasi, seakan-akan rentetan pengolahan ini adalah satu paket.
Air yang mempunyai turbiditas (kekeruhan) tinggi sangat pas menggunakan rentetan pengolahan ini. Pasalnya pengolahan ini dapat mengedapkan partikel tersuspensi, sehingga hasil akhirnya menjadi sludge (lumpur), dan lumpur ini dapat digunakan untuk pupuk tanaman apabila lumpur tersebut bukan berasal dari limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya), dan air yang keluar relatif lebih jernih (perhatikan pada gambar di atas).
Berdasarkan gambar di atas, maka kita dengan mudah mengamati proses atau cara kerja pengendapan partikel tersuspensi di dalam air limbah. Cara kerjanya adalah air yang setelah mengalami perlakukan koagulasi (pemberian koagulan seperti tawas atau PAC, dll), Pada koagulasi ini terjadi pengadukan cepat, pengadukan ini membantu bahan kimia seperti tawas menjadi homogen di dalam air, sehingga partikel tersuspensi akan membentuk gumpalan yang lebih besar. Setelah koagulasi diikuti dengan flokulasi, dalam flokulasi terjadi pengadukan lambat agar partikel yang telah membesar tadi tidak pecah menjadi partikel-partikel semula. Kemudian overflow ke bak sedimentasi, sesuai dengan namanya, pada bak ini partikel yang telah membesar tadi akan mengendap di dalam bak sedimentasi secara gravitasi. Apabila pada sedimentasi ini masih ada pertikel yang ngeyel (membandel) tidak mau mengendap, maka langkah selajutnya dapat dilakukan penyaringan dengan media tertentu tergantung dari karakteristik dari air limbah tersebut.

ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA



Proyek Sistem Informasi Iptek Nasional
Guna Menunjang Pembangunan


Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
1998/1999
Pendahuluan

Pemanfaatan buah kelapa umumnya hanya daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak dan santan untuk keperluan rumah tangga, sedangkan hasil sampingan lainnya seperti tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan. Penggunaan tempurung kelapa, sebagian kecil sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, pengasapan kopra, dan lain-lain.

Salah satu produk yang bemilai ekonomi yang dibuat dan tempurung kelapa adalah arang aktif. Pembuatan arang aktif belum banyak yang melakukannya, padahal potensi bahan baku, dan penggunaan dan arang aktif ini serta potensi pasar cukup besar.

Arang aktif adalah arang yang diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai daya serap/adsorpsi yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap.

Arang aktif dapat dibuat dan bahan yang mengandung karbon baik organik atau anorganik, tetapi yang biasa beredar di pasaran berasal dan tempurung kelapa, kayu, dan batubara.

KEGUNAAN ARANG AKTIF

Saat ini, arang aktif telah digunakan secara luas dalam industri kimia, makanan/minuman dan farmasi. Pada umumnya arang aktif digunakan sebagai bahan penyerap, dan penjernih. Dalam jumlah kecil digunakan juga sebagai katalisator (lihat tabel 1).


Maksud/Tujuan
Pemakaian
I. UNTUK GAS
1. Pemurnian gas Desulfurisasi, menghilangkan gas beracun, bau busuk, asap, menyerap racun
2. Pengolahan LNG Desulfurisasi dan penyaringan berbagai bahan mentah dan reaksi gas
3. Katalisator Reaksi katalisator atau pengangkut vinil kiorida, dan vinil acetat
4. Lain-lain Menghilangkan bau dalam kamar pendingin dan mobil

II. UNTUK ZAT CAIR

1. Industri obat dan makanan Menyaring dan menghilangkan warna, bau, rasa yang tidak enak pada makanan
2. Minuman ringan, minuman keras Menghilangkan warna, bau pada arak/ minuman keras dan minuman ringan
3. Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah, zat perantara
4. Pembersih air Menyaring/menghilangkan bau, warna, zat pencemar dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resin dalam alat/penyulingan air
5. Pembersih air buangan Mengatur dan membersihkan air buangan dan pencemar, warna, bau, logam berat.
6. Penambakan udang dan benur Pemurnian, menghilangkan ban, dan warna
7. Pelarut yang digunakan kembali Penarikan kembali berbagai pelarut, sisa metanol, etil acetat dan lain-lain

III. LAIN-LAIN

1. Pengolahan pulp Pemumian, menghilangkan bau
2. Pengolahan pupuk Pemurnian
3. Pengolahan emas Pemurnian
4. Penyaringan minyak makan dan glukosa Menghilangkan bau, warna, dan rasa tidak enak

SYARAT MUTU ARANG AKTIF

Menurut Standard Industri Indonesia (SlI No. 0258-79) persyaratan arang aktif adalah sebagai berikut :
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
1. Bagian yang hilang pada pemanasan 950°C
%
Maksimum 15
2. Air
%
Maksimum 10
3. Abu
%
Maksimum 2,5
4. Bagian yang tidak mengarang
%
Tidak ternyata
5. Daya serap terhadap larutan I2
%
Maksimum 20

PROSES PEMBUATAN

Pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa terdiri dari 2 tahapan, yaitu :
I. Proses pembuatan arang dari tempurung kelapa
II. Proses pembuatan arang aktif dari arang

Rendemen arang aktif dari tempurung kelapa sekitar 25% dan tar 6%

1. Pembuatan arang dari tempurung kelapa Bahan baku:
Kebutuhan tempurung kelapa 1 ton/hari. Tempurung kelapa harus yang sudah tua, kayunya keras, kadar air rendah, sehingga dalam proses pengarangan, pematangannya akan berlangsung baik dan merata. Jika kadar air tinggi berarti kelapa belum cukup tua, proses pengarangan akan berlangsung lebih lama.

2. Proses pembuatan arang aktif dari arang Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan cara "Destilasi kering" yaitu pembakaran tanpa adanya oksigen pada temperatur tinggi. Untuk kegiatan ini dibutuhkan prototype tungku aktivasi (alat destilasi) yang merupakan kisi-kisi tempat arang yang diaktifkan dengan kapasitas 250 kg arang. Proses aktivasi dilakukan hanya dengan mengontrol temperatur selama waktu tertentu.

Bahan : arang batok

Alat :
Nama alat
Jumlah
Kapasitas
· Tungku aktivasi *)
2 set
250 kg
· Gilingan
1 buah
-
· Ayakan 10 mesh
1 buah
-
· Pompa air
1 buah
-
· Menara air
1 buah
5 m3
· Kunci
2 set
-
· Thermocouple
2 buah
-
*) Tungku aktivasi (alat destilasi) lengkap dengan alat pendingin dan penampung destilat
Cara Kerja
  1. Arang dimasukkan ke dalam tungku (aktivasi), kemudian ditutup rapat sampai tidak terdapat kebocoran.
  2. Hubungan pipa pengeluaran hasil suling dari tungku aktivasi dengan pendingin yang ujungnya dicelupkan kedalam air. Tujuannya adalah agar oksigen tidak masuk kedalam tungku aktivasi sewaktu dilakukan pendinginan dan sekaligus menampung hasil sulingnya (destilat).
  3. Pasang thermocouple untuk mengamati temperatur selama proses aktivasi berlangsung.
  4. Air pendingin dialirkan, kemudian dilakukan pembakaran dengan menggunakan minyak tanah yang disemprotkan. Mula-mula dengan api kecil, kemudian api dibesarkan dengan jalan menambah bahan bakar dan menaikkan tekanan kompresor.
  5. Lakukan pengamatan terhadap kerja dari tungku aktivasi dengan mengamati kenaikan temperatur. Temperatur selama proses sekitar 600°C apabila temperatur telah mencapai 600°C dan juga terlihat pada ujung pendingin tidak adanya tar (cairan berwarna coklat) yang keluar, ditandai dengan adanya gelembung air, maka pembakaran dipertahankan selama 3 jam. Setelah waktu tersebut proses telah selesai.
  6. Api dimatikan dan tungku aktivasi (alat destilasi) dibiarkan masih tertutup dan sampai dingin. Setelah dingin tungku dibuka dan arang yang telah diaktifkan dikeluarkan. Lakukan penggilingan untuk mendapatkan partikel yang lebih halus, kemudian diayak dan dikemas.

Alat :
Nama alat
Jumlah
Kapasitas
- Drum minyak tanah 0,75 m
20 buah*)
-
- Sekop
4 buah
-
- Timbangan
1 buah
500 kg
- Roda dorong
1 buah
-
- Minyak tanah (bahan bakar)
10 buah
-
- Tabung/silinder minyak tanah
3 buah
-
*)10 tungku bekerja bergantian

Cara pembuatan/persiapan peralatan
  1. Tungku pengarangan dibuat dari drum minyak tanah. Bagian drum yang tidak berlobang dipotong sekelilingnya dan dipisahkan. Tutup yang ada lubangnya ditambah dua lubang lagi dengan ukuran 2 x 2,5 inci.

  2. Waktu pengarangan, drum diletakkan diatas dua buah pipa dengan bagian yang ada lubangnya berada dibawah. Sebelum pengarangan, pada lantai drum diberi bahan bakar seperti daun kering, jerami, sabut kelapa secara merata atau menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya, dengan pertolongan alat brander.

  3. Tempurung kelapa disusun tegak atau vertical didalam drum. Api dinyalakan, lubang-lubang udara dibiarkan terbuka.

    Selama karbonisasi (pengarang) perlu diperhatikan asap yang terbentuk :
    • Jika asap tebal dan putih, berarti tempurung sedang mongering.
    • Jika asap tebal dan kuning, berarti pengkarbonan sedang berlangsung. Pada fase ini sebaiknya tungku ditutup dengan maksud agar oksigen pada ruang pengarangan serendah-rendahnya sehingga diperoleh hasil arang yang baik. Untuk pengaturan udara di dalam tungku bias diatur dengan melepaskan atau memasang pipa dibawah drum.
    • Jika asap semakin menipis dan berwarna biru, berarti pengarangan hampir selesai. Kemudian drum dibalik dan proses pembakaran selesai.
    • Tunggu samapi arang menjadi dingin. Setelah dingin arang bisa di bongkar.





Pustaka
  1. Ladang, Putra
    Arang batok
    Trubus, 12(138) 1981:226-227
  2. Kaeke, Hilda F,G.; Lumingkewas, Meiske S.Y.
    Pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa dengan cara pemanasan pada suhu tinggi
    Majalah Ilmiah BIMN, (5) 1992/1993: 1-5
  3. Pohan, Hitles guring
    Pemanfaatan tempurung kelapa untuk arang aktif sebagai hasil samping pengolahan kopra
    Seminar Penelitian Pascapanen Pertanian, Prosiding, Bogor, 1-2 Feb. 1998
  4. Profil industri kecil "Arang Aktip"
    Jakarta: Direktorat Jenderal Industri Kecil, Departemen Perindustrian, 1984.
  5. Sudrajat, R
    Pengaruh beberapa faktor pengolahan terhadap sifat arang aktif
    Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 2 (2) 1985.

Amankah, Mengkonsumsi makanan kalengan yang dipanaskan pada kemasannya?


           Seiring dengan perkembangan teknologi, makin banyak makanan siap saji yang ditawarkan. Selain diberi bahan pengawet makanan-makanan ini dikemas begitu rapi agar tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak diinginkan. Salah satunya melalui pengalengan. Bahan-bahan yang digunakan pada pengalengan terbuat dari besi atau yang di lapisi timah ataupun menggunakan aluminium. Besi atau seng (kebanyakan menggunakan seng) yang dilapisi timah dilakukan secara elektrolisis yang disebut tin plating.
Gambar Salah bahan makanan yang kemasannya menggunakan timah
             Timah merupakan salah satu logam yang tahan karat. Oleh sebab itu, diduga sangat aman dijadikan sebagai kemasan bahan-bahan makanan. Namun dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kekeliruan pada tahap penyajiannya. Salah satu kekeliruan yang sangat fatal yaitu memanaskan makanan yang akan dikonsumsi langsung pada kemasannya. Hal ini sebaiknya dihindari. Mengapa demikian?.
              Seperti yang telah disinggung bahan yang digunakan pada kemasan tersebut dapat terbuat dari timah dan timah tersebut langsung berhubungan dengan bahan makanan yang akan dikonsumsi. Oleh sebab itu ketika dilakukan pemanasan, timah pada kemasan tersebut akan terurai menjadi ion-ion timah kemudian langsung masuk ke dalam makanan yang akan dikonsumsi tersebut. Akibatnya timah yang telah menjadi ion-ion timah masuk bersama makanan yang dikonsumsi.
             Walaupun tidak begitu banyak namun jika hal ini dilakukan terus menerus tentu akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, ion-ion timah yang telah larut dalam bahan makanan dapat pula bereaksi dengan senyawa-senyawa lain yang ada dalam bahan makanan menghasilkan senyawa baru yang bersifat toksit (racun). Sehingga kita sering mendengar keracunan bahan makanan dan sebagian besar adalah makanan dalam bentuk kalengan.
             Lain halnya jika kemasannya terbuat dari aluminium. Jika kemasan tersebut terbuat dari aluminium maka sangat aman bagi kesehatan, karena aluminium yang telah dijadikan aluminium oksida (Al2O3) sangat tahan terhadap pemanasan.
            Namun keracunan bahan makanan dapat pula disebabkan oleh bahan-bahan pengotor yang ada selama pengolahan yang masuk tanpa disengaja ataupun disebabkan telah habis massa pakainya.